Kamis, 19 Mei 2011

Apa itu Manajemen Bandwidth ?

Manajemen Bandwidth adalah istilah umum yang diberikan untuk sekumpulan

tool s dan teknik yang dapat digunakan oleh suatu institusi untuk mengurangi kebutuhan kritikal dari suatu segmen jaringan. Seringkali manajemen bandwidth diterapkan pada segmen WAN yang
menghubungkan institusi ke internet yang lebih besar. Ini juga dapat diterapkan pada segmen internal yang juga bersifat kritikal, seperti segmen yang menghubungkan ruangan-ruangan kampus ke seluruh jaringan. CIO
Magazine telah menerbitkan sebuah artikel gambaran yang baik tentang manajemen bandwidth berjudul "Trailblazers Bandwidth" [1].
Beberapa isu teknis terkait teknologi pada manajemen bandwidth:
-1- Kompresi data, untuk mengurangi ukuran data yang harus ditransmisikan.
-2-Cachi ng lokal, untuk menyimpan data yang sering digunakan secara lokal, bukan
mengirimkannya dalam beberapa kali.
-3- Prioritas bandwidth, mengalokasikan bandwidth berdasarkan pentingnya aplikasi.
-4- Konten terdistribusi, untuk memindahkan isi dari satu lokasi ke beberapa lokasi yang
lebih dekat dengan pengguna akhir.
-5-B locki ng lalu lintas data yang tidak sah (unauthorized traffic).
-6- Paket akuntansi internet (internet accounting packages), untuk melacak penggunaan
bandwidth dan menagih pembiayaan penggunaan layanan terkait kepada pelanggan (pay

per use, umum digunakan di universitas-universitas di Australia).

-7- Sarana pendidikan bagi pemakai, untuk mendidik pengguna tentang konsekuensi dari
tindakan mereka dan meyakinkan mereka untuk menjadi warga negara yang baik di
jaringan yang mereka pakai secara bersama.


Beberapa Produsen Utama Produk Manajemen Bandwidth.
Vendor manajemen bandwidth yang saat ini eksis di pasar meliputi:
-1- SR-50 Sequence Reducer dari Peribit Networks, melakukan kompres data dengan
menghilangkan pengulangan menggunakan teknologi Sequence Molecular Pengurangan
(MSR) [2].
-2- ACCELERATORs dari Expand Networks mengkombinasikan antara teknik kompresi
data,cachi ng, dan prioritas [3].
-3- NetEnforcer dari Allot Communications menggunakan prioritas bandwidth, dan
menggunakancachi ng untuk CacheEnforcer mereka [4].
-4- PacketShaper dari Packeteer menggunakan skema prioritas bandwidth untuk
memonitor, memblok, dan pencekikan bandwidth (bandwidth throttle) [5].
-5- AcceleNet dan Xpress Suite dari Intelligent Compression Technologies menggunakan
kompresi data [6]. -6- EdgeSuite dari Akamai mendistribusikan konten ke jaringan server

global [7].

-7- L7 Solution dari Sistem Akonix mendeteksi dan memblok protokol yang tidak
dikehendaki pada jaringan EDGE (koneksi internet yang disediakan oleh provider kartu
telepon) [8].
-8- PacketHound dari Palisade Systems menggunakan skema prioritas bandwidth untuk
memonitor, memblok, dan pencekikan bandwidth (bandwidth throttle) [9].
-9- Traffic Edge dari Inktomi mengkombinasikan strategicachi ng danf iltering [10].
-10- Internet Management System dari Digiquant melakukan internetaccount i ng dan

billing kepada pengguna akhir [11].
-11- Technologies Hub dari Hansen melakukan internetaccount i ng danbilling kepada
pengguna akhir [12].
Pentingnya Manajemen Bandwidth pada Institusi Pendidikan Tinggi.

Sebuah jaringan kampus yang solid dan didukung konektivitas internet yang baik tidak
lagi menjadi barang mewah bagi sebuah institusi pendidikan tinggi, melainkan sebuah
kebutuhan. Para mahasiswa, termasuk para orang tua mereka mempertimbangkan akses
yang baik ke sumber daya jaringan sebagai faktor dalam menentukan institusi mana yang
akan mereka pilih. Ini berdampak baik pada rekrutmen maupun retensi. Semakin banyak
mahasiswa yang datang ke perguruan tinggi berharap bahwa jaringan yang ada di sana
akan memenuhi kebutuhan pendidikan mereka, tetapi selain itu mereka juga berharap
akan ketersediaan layanan hiburan bagi mereka. Pihak kampus ingin faktor-faktor ini
terakomodir ke dalam sistem pembuatan keputusan mereka, dalam bentuk dukungan
terhadap skema prioritas, bukan skema pemblokiran. Dilihat dari perspektif manajemen
dan hubungan masyarakat, lebih baik melakukan pembatasan terhadap lalu lintas hiburan
daripada memblok secara sepenuhnya. Beberapa produk manajemen bandwidth
memungkinkan untuk meningkatkan lalu lintas hiburan saat lalu lintas bisnis rendah.
Seperti halnya layanan video dan suara yang juga berpindah ke jaringan, pengelolaan
bandwidth untuk penyediaan kualitas layanan terhadap aplikasi peka waktu (time-
sensitive applications) menjadi lebih penting. Penelitian mengenai kebutuhan bandwidth
juga terus berkembang. Proyek penelitian mutakhir, seperti SETI@home [13], UCSC
Genome Bioinformatics [14], atau Mars Exploration [15], memanfaatkan sekelompok
besar perangkat jaringan untuk perhitungan masif atau untuk melakukan distribusi data
set yang besar melalui situs mirror. The Access Grid [16] mendukung interaksi manusia
melalui high-end audio dan video. Semua aplikasi ini merupakan aplikasi dengan tingkat
kebutuhan bandwidth yang tinggi.
Bila dibandingkan dengan masa lalu, hari ini kita dapat membeli bandwidth dengan dana
yang lebih sedikit. Dan kemungkinan besar tren ini akan terus berlanjut. Walau demikian,
hanya dengan membeli lebih untuk memenuhi meningkatnya permintaan bandwidth
sering dianggap tidak praktis. Lingkungan dan aplikasi untuk melakukan komputasi peer-
to-peer [17] seperti Napster, Kazaa, Audio Galaxy, Gnutella dan Torrent berujung pada
kebutuhan bandwidth yang lebih besar daripada penyediaan yang sanggup perguruan
tinggi dan universitas bisa adakan. Setiap kampus, dalam melakukan strategi manajemen
bandwidth, harus memutuskan kapan biaya investasi akan lebih murah daripada membeli
bandwidth lebih. Salahnya strategi dalam investasi manajemen bandwidth maupun
pembelian bandwidth beresiko membuat jaringan kampus menjadi macet, menuju titik di
mana tidak ada pengguna yang dilayani dengan baik.


Saat Dimana Manajemen Bandwidth Menjadi Penting di Kampus.
Manajemen bandwidth menjadi penting ketika biaya yang diperlukan untuk menambah
bandwidth yang sesuai kebutuhan melebihi biaya investasi teknologi manajemen bandwidth. Berharaplah ini segera terjadi pada kampus anda bila belum. Beberapa
kampus, yang biasanya lebih kecil, dapat melakukan pendekatan kepada para mahasiswa,
fakultas, dan staf untuk menjadi warga negara yang baik. Pendekatan ini memang efektif
untuk sementara waktu, tergantung pada nilai-nilai komunitas kampus. Kampus lain,
dengan staf yang lebih banyak, kadang-kadang bisa membayar waktu staf untuk melacak
pengguna bandwidth yang berlebihan dan mendorong atau mendisiplinkan mereka secara
langsung untuk mengontrol masalah. Tool manajemen bandwidth terotomasi bekerja
dengan baik, dan cukup layak secara finansial, ketika teknik-teknik lainnya tidak lagi
memadai untuk memecahkan masalah. Jangan menunggu sampai jaringan kampus Anda
pada terengah-engah sebelum anda mulai mengeksplorasi pilihan anda.


Perkembangan Manajemen Bandwidth.

Tool manajemen bandwidth yang efektif harus berkembang cepat untuk tetap eksis di
depan aplikasi yang dirancang untuk mereka kontrol. Upaya awal untuk mengelola
bandwidth termasuk memblokir port tertentu pada router kampus, tapi pengembang
aplikasi dapat dengan cepat belajar untuk mengubah port. Aplikasi lain menyamarkan
data yang harus dibatasi menjadi data yang dianggap prioritas utama. Tool manajemen
bandwidth harus selalu ditingkatkan untuk berada di depan para pengembang.
Tool manajemen bandwidth juga berkembang untuk menangani pipa yang besar dan
lebih besar lagi. Sebuah riset di sebuah universitas di USA telah menginvestigasi
PacketShaper dari Packeteer pada bulan Januari 2002. Produk tersebut bisa mengelola
link DS3 milik universitas tersebut ke kampus utama yang mereka miliki di Minneapolis
/ St. Paul, tapi tidak bisa mengelola pipa OC3 dari kampus utama ke Internet. Sekarang
PacketShaper dapat mengatur hingga 200 MB, sehingga dapat mengelola OC3 tersebut,
tetapi tidak dapat mengelola OC12 yang lebih besar dan pipa OC48 yang beberapa
kampus gunakan. Dalam waktu dekat bisa dipastikan akan keluar produk baru untuk
menangani pipa-pipa yang lebih besar.
Tool-tool ini juga berkembang untuk dapat menerapkan aturan manajemen yang berbeda
untuk berbagai kelompok pengguna di jaringan kampus. Beberapa produk dapat
menerapkan aturan yang berbeda untuk VLAN berbeda. Melihat trend kebutuhan ini,
akan ada evolusi dari tool-tool ini yang memungkinkan pengaturan ke setiap perangkat
milik individu pada jaringan.

Isu-Isu Terkait Penerapan Manajemen Bandwidth.

Unit TI pada kampus yang siap menerapkan manajemen bandwidth harus
mengembangkan rencana komunikasi untuk kampus. Dibutuhkan penjelasan ke kampus
apa yang anda lakukan dan mengapa. Bersiaplah untuk menjelaskan bagaimana
pendekatan anda dalam meminimalkan dampak terhadap kebebasan akademik dan
menghindari sensor. Tekankan pentingnya memberi semua pengguna akses yang adil
terhadap sumber daya serta memastikan akses yang lebih baik terhadap sumber daya
yang lebih penting bagi misi kampus.
Para mahasiswa akan ingin tahu mengapa anda campur tangan terhadap akses hiburan
mereka jika anda kembali membatasi akses aplikasi peer-to-peer yang mendukung file
audio dan video swapping. Ingatlah bahwa ini bisa menjadi masalah retensi, tapi masalah









retensi lain yang tak kalah pentingnya adalah akses ke sumber daya pendidikan dan biaya
pendidikan. Jika anda memang melemparkan lebih banyak uang untuk menambahkan
bandwidth untuk mendukung aplikasi hiburan secara tidak terbatas, itu akan mengarah
kepada peningkatan biaya pendidikan mahasiswa. Jika anda mengizinkan akses tak
terbatas pada aplikasi hiburan dengan bandwidth yang terbatas, siswa tidak akan mampu
mencapai materi sumber daya pendidikan yang sah. Pada kampus trersebut di atas, telah
terbukti fakta bahwa aplikasi yang bersifat membatasi lebih cocok untuk para mahasiswa
daripada memblokir. Mereka diberi keyakinan bahwa ketika bandwidth tidak digunakan
untuk pendidikan dan aplikasi bisnis, bandwidth tersebut disediakan untuk hiburan.
Bahkan pejabat CIO di lingkungan kampus tersebut secara pribadi meluangkan waktu
untuk memberikan jawaban langsung kepada mahasiswa yang mempertanyakan dan
mengkritik apa yang pihak kampus lakukan. Beberapa menjadi marah, akan tetapi yang
lain tumbuh untuk menerima pendekatan yang telah dilakukan kampus ketika diberikan
informasi lebih lanjut. Lihat [18] untuk contoh komunikasi. Surat kabar mahasiswa
kampus tersebut juga telah menulis sebuah artikel tentang subjek ini [19]. Selain semua
referensi tersebut di atas, terdapat juga definisi umum mengenai manajemen bandwidth
pada Wikipedia [20].

Penerapan Manajemen Bandwidth di Lingkungan Korporat.

Menerapkan manajemen bandwidth di lingkungan korporat terbagi atas dua aspek, yakni
aspek internal dan eksternal. Aspek internal meliputi pengaturan pemakaian bandwidth
untuk keperluan internal itu sendiri, sedangkan aspek eksternal meliputi pengaturan
pemakaian bandwidth untuk menjaga ³keseimbangan´ antara keterbatasan infrastruktur
yang didukung oleh pendanaan yang relatif terbatas dengan tingkat kepuasan pengguna
akhir sebagai konsumen.
Kedua aspek tersebut berujung pada efisiensi dan efektifitas kerja lingkungan korporat itu
sendiri. Efektif dalam artian pendanaan yang relatif memiliki tingkat prioritas yang lebih
rendah dapat direlokasi ke pengembangan infrastruktur, sehingga akselerasi dalam proses
ekspansi bisnis dapat dilakukan. Efisien dalam artian dengan alokasi pendanaan yang
sama, kualitas capaian bisa lebih optimal. Bila memungkinkan malah bisa dimaksimalkan
dengan pola-pola bisnis tertentu yang sudah terbukti.

Kesimpulan.

Penerapan manajemen bandwidth memungkinkan kita untuk memberikan
prioritas yang tepat untuk lalu lintas jaringan terkait pendidikan dan bisnis,
sementara pada saat yang sama memungkinkan lalu lintas hiburan pada
tingkat prioritas yang lebih rendah. Link DS3 milik kampus ke internet kini
lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan kampus, dimana tanpa
manajemen bandwidth akan benar-benar menjadi kelebihan beban
(overload). Manajemen bandwidth akan menghemat alokasi pendanaan

untuk bandwidth, yang dapat dialokasikan untuk memberikan akses jaringan yang lebih
baik dan lebih sesuai.

OSPF dan EIGRP


PENJELASAN OSPF DAN EIGRP

OSPF tidak menggunakan TCP / IP protokol transport (UDP, TCP), tetapi dirumuskan secara langsung dalam datagram IP dengan nomor protokol 89. Oleh karena itu OSPF beroperasi langsung pada IP, dengan nomor protocol 89. Sumber alamat semua pesan merupakan alamat multicast, hal ini digunakan untuk mengatasi kebanjiran rute broadcast pada link jaringan network. Alamat multicast untuk OSPF adalah 224.0.0.5 dan 224.0.0.6 . Dalam OSPF Message Encapsulation terjadi proses-proses yang terdiri dari Data Link Frame Header, IP Packet Header, OSPF Packet Header, Dan OSPF Type-Specific Data. Berikut penjelasan mengenai proses yang terjadi pada OSPF Massage Encapsulation :

            Data Link Frame Header
            Didalam Data Link OSPF terdiri dari Source MAC Address dan Destination MAC Address. Proses yang terjadi di Data Link ini, IP dari suatu pengalamatan multicast yang ditujukan akan mengalami konversi menjadi bilangan Heksadesimal dengan cara mengidentifikasikan dari 32 bit dan konversikan kembali bilangan dari 23 yang lower menjdi bilangan desimal.
            Untuk lebih jelasnya berikut ini cara penghitungan MAC Address untuk IP multicast pada OSPF :
Misalkan IP multicast OSPF adalah 224.0.0.

Setelah itu konversi kembali angka dari 23 lower tersebut menjadi angka decimal kembali.
                    
Dari sini kita dapat mengetahui MAC Addressnya adalah 01-00-5E-00-00-05. Perlu diketahui bahwasanya Alamat awal dari IP tersebut yaitu 01-00-5E sudah menjadi ketentuan dari IP multicast pada protocol OSPF.

            IP Packet Header
            OSPF paket IP multicast pernah melintasi router IP, tetapi mereka tidak pernah bepergian lebih dari satu hop. Didalam IP Packet Header ini berisi source IP dan destination IP Address. Source IP Address merupakan IP yang dikirim dari interface pengirim itu sendiri, sedangkan Destination IP Address merupakan IP yang menjadi tujuan dari IP yang dikirim oleh source tadi. IP Destination berupa IP Multicast yaitu 224.0.0.5 atau 224.0.0.6. Selain berisi source dan destination IP Address pada IP Header juga dapat kita ketahui juga nomor protocol yang digunakan OSPF yaitu nomor 89 yang sudah menjadi ketentuan.
           
            OSPF Packet Header
            Didalam OSPF Packet Header berisikan tentang Number Version, Type, Packet Length,  Router-ID, Area ID, Cheksum, Authentication Type dan Authentication Data. 
      

            Penjelasannya :
            Version merupakan nomor versi OSPF. Versi terbaru adalah 2. Versi 1 tidak kompatibel dengan versi 2.
            Type merupakan tipe kode dari OSPF Packet Type. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan yang mana dari lima jenis paket OSPF ditambahkan pada akhir header ini.
            Packet Length berisi panjang dari seluruh paket OSPF, termasuk header OSPF.
Router-ID didapatkan dari IP address tertinggi yang dimiliki semua interface router, apabila router mempunyai interfaces loopback maka yang digunakan adalah IP address tertinggi dari interface loopback tersebut. Router ID digunakan dalam proses penentuan DR/BDR yang dalam pembentukan hubungan bi-directional.
Area ID digunakan untuk mengetahui jumlah daerah yang paket ini miliki. Nilai ID area harus sama di setiap router untuk membentuk hubungan tetangga. Ada dua cara untuk menulis Area ID yaitu : Area 1 atau Area 0.0.0.1 Tidak ada perbedaan antara keduanya.
Checksum meliputi checksum untuk seluruh paket OSPF, termasuk data otentikasi untuk korupsi.
Authentication Type berisi kode tipe untuk otentikasi:
- 0 berarti bahwa ada otentikasi null.
- 1 berarti bahwa tipe otentikasi teks biasa.
- 2 berarti jenis otentikasi adalah MD5.
Authentication Data berisi otentikasi kunci dalam kasus plain-text otentikasi Dalam kasus pesan mencerna, bidang Otentikasi 64-bit didefinisikan ulang menjadi beberapa parameter lainnya.

     OSPF Type-Specific Data
            Terdiri dari 5 type packet pada OSPF, yaitu :
1.      Hello packet : Menetapkan dan memelihara hubungan tetangga.
2.      Database Description (DBD) : DBD Menjelaskan isi dari database topologi. Pesan-pesan yang dipertukarkan ketika sebuah kedekatan diinisialisasi.
3.      Link-State Request (LSR) : LSR database topologi dari router tetangga. Pesan-pesan dipertukarkan setelah router menemukan (dengan memeriksa database-paket deskripsi) bahwa bagian dari database topologi yang sudah ketinggalan jaman.
4.      Link-State Update (LSU) : Tanggapan ke LSR paket. Pesan-pesan ini juga digunakan untuk penyebaran reguler LSAs. Beberapa LSAs dapat dimasukkan dalam paket update link-state tunggal.
5.      Link-State Acknowledgement (LSAck) : Mengakui link-update paket.

1)        Hello Packet
Hello Packet berfungsi untuk menemukan serta membentuk suatu hubungan tetangga antara router OSPF. Paket ini juga yang akan memberitahukan router mana saja yang akan menjadi tetangganya. Pada jaringan multi-access Hello Packet digunakan untuk memilih Designated Router (DR) dan Back-up Designated Router (BDR). Walaupun Hello Packet kecil, Tetapi didalam paket tersebut terdiri dari Packet Header OSPF. Jadi didalam Packet Hello terdapat juga Version, Type, Packet Length, Router_ID, Area ID, Checksum, Authentication Type, and Authentication Data. Berikut gambar dari OSPF Hello Header
Format OSPF HELLO HEADER

2)        Database Description (DBD)
DBD digunakan selama pertukaran database. Paket DBD pertama digunakan untuk memilih hubungan master dan slave serta menetapkan urutan yang dipilih oleh master. Router dengan router ID tertinggi akan menjadi master dan memulai sinkronisasi database. Master akan mengirim nomor urut dan akan diterima oleh slave. Setelah terpilih sinkronisasi database dimulai, pada proses ini header dari semua LSAs tetangga bertukar.
Penjelasan :
·  Interface MTU - Bidang ini berisi ukuran data terbesar dalam byte, yang dapat mengirim melalui antarmuka yang terkait. Pilihan ini telah ditambahkan mulai dari RFC 2178. Bidang ini harus diset ke 0 bila mengirim paket di atas sebuah link virtual.
·  Options pilihan untuk bidang ini telah dibahas pada bagian sebelumnya pada format paket Halo.
·  I  Bit — When set to 1, this means that this is the first packet in DBD exchange. Aku Bit - Ketika di set ke 1, ini berarti bahwa ini adalah paket pertama di bursa DBD.
·  M ketika di set ke 1, ini berarti bahwa paket-paket lainnya akan mengikuti.
·  MS digunakan untuk master dan slave. Ketika bit ini diset, berarti router master dalam proses pertukaran DBD. Jika bit ini di set ke 0, itu berarti bahwa penerus adalah hamba.
·  DBD berisi nilai unik ditentukan oleh master. Nomor urutan digunakan selama pertukaran database. Hanya seorang guru dapat kenaikan nomor urutan.
·  LSA terdiri dari daftar negara-link database header.

3)        Link-State Request (LSR)
LSR akan dikirim jika bagian dari database hilang atau out of date. LSR juga digunakan setelah pertukaran DBD selesai untuk meminta LSAs yang telah terjadi selama pertukaran DBD.
Penjelasan :
·  Jenis LS mengidentifikasi jenis LSA sedang diminta.
·  Link-State ID merupakan link-state ID yang LSA tertentu. Link-state ID is    discussed later in this chapter. Link-state ID dibahas kemudian dalam bab ini.
·  Advertising Router berisi router. ID dari router yang berasal LSA ini.

4)        Link-State Update (LSU)
LSU mengimplementasikan flooding dari LSAs yang berisi routing dan informasi metric. LSU dikirim sebagai tanggapan dari LSR.
Penjelasan sama dengan LSR.

5)        Link-State Acknowledgement (LSAck)
OSPF membutuhkan pengakuan untuk menerima setiap LSA. Beberapa LSA dapat diakui dalam sebuah paket single link-state acknowledgement. Paket ini dikirim sebagai jawaban dari packet update link state serta memverifikasi bahwa paket update telah diterima dengan sukses. LSAck akan dikirim sebagai multicast. Jika router dalam keadaan DR atau BDR maka pengakukan dikirim ke alamat multicast router OSPF dari 224.0.0.5 sedangkan bila router dalam keadaan tidak DR atau BDR pengakuan akan dikirim kesemua alamat multicast router DR dari 224.0.0.6

Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
1.  EIGRP Header
          Header EIGRP berisi opcode field serta nomor Autonomous System (AS). Opcode berfungsi menentukan jenis paket EIGRP yang terkandung. Opcode 1 adalah paket update, opcode 2 adalah reserved, opcode 3 adalah query,  opcode 4 adalah jawabannya dan opcode 5 adalah EIGRP paket hello. AS berfungsi untuk menentukan nomor identifikasi jangkauan jaringan EIGRP.

2.  EIGRP Parameter
                 pengiriman paket EIGRP ditangani menggunakan Reliable Transport Protocol (RTP) yang menjamin pengiriman agar menggunakan Multicast Reliable pada alamat multicast 224.0.0.10. EIGRP menggunakan protokol IP nomor 88. Reliable Transport Protocol (RTP) bertanggung jawab untuk menjamin pengiriman dan penerimaan packet EIGRP ke semua router. RTP juga mendukung perpaduan pengiriman packet secara unicast ataupun multicast. Untuk efisiensi hanya beberapa packet EIGRP yang dikirimkan. Pada jaringan multi access yang mempunyai kemampuan untuk mengirimkan packet secara multicast seperti Ethernet, tidak perlu mengirimkan Hello packet ke semua router tetangga secara individu. Untuk alasan tersebut, EIGRP mengirimkan single multicast hello packet yang berisi sebuah indicator yang menginformasikan si penerima bahwa packet tidak perlu dibalas. Tipe packet yang lain seperti update packet mengindikasikan bahwa balasan terhadap packet tersebut diperlukan. RTP memuat sebuah ketentuan untuk mengirimkan packet multicast secara cepat ketika balasan terhadap packet sedang ditunda, yang membantu memastikan sisa waktu untuk convergence rendah didalam keberadaan bermacam-macam kecepatan links.

DUAL
            EIGRP menggunakan Defusing Update Algoritma (DUAL) (SRI International) di mana router berbagi perhitungan rute ('berdifusi maka'). Router A hanya mengirim routing update sebagai vektor jarak terhubung rute langsung, daripada setiap rute yang ada di jaringan. Selain itu, router hanya mengirimkan update dari suatu tertentu jika perubahan topologi telah terjadi dengan rute tertentu. Selain itu, update ini hanya dikirimkan ke router tetangganya yang relevan, tidak semua router. Hal ini membuat sebuah EIGRP routing protokol yang efisien bandwidth. protokol routing lain telah rutin routing update yang berisi semua informasi rute secara default. DUAL menggunakan informasi jarak untuk memilih cost terendah, jalur loop-bebas dan memilih rute untuk dimasukkan dalam tabel routing berdasarkan successor. Successor merupakan router tetangga yang digunakan untuk meneruskan paket yang mempunyai nilai cost paling rendah.  Keuntungan dari penggunaan DUAL yaitu  bisa mencegah percepatan pertemuan waktu dengan menjaga daftar jalur loop-bebas dengan membuat route backup(jalur cadangan) yang disebut fesible successor.
di copas dari blognya frengky